Kau-tahu-siapa ingin terus menguasai wilayah itu. Pegasus ingin terus ada dalam kendalinya. Jaringan oligarkinya digerakkan. Bos-bos di pusat didekati. Oligarki menginginkan jalan mulus. Oligarki menginginkan satu pasangan calon. Ya, Paman Gober ingin Donal maju sebagai calon tunggal. Persekongkolan dikuatkan. Isu calon tunggal diembuskan di berbagai ruang.
Tapi rencana gagal. Di detik akhir, ternyata ada jalan untuk calon lain maju. Mimpi calon tunggal terkubur. Calon lain maju. Calon yang cukup ditakuti oleh kau-tahu-siapa. Siapa lagi kalau bukan McGonagall.
Ini situasinya. Ini alur dan konteksnya. McGonagall maju untuk melawan kehendak oligarki. Oligarki yang melukai demokrasi. Oligarki yang kabarnya tengah berusaha untuk juga menguasai wilayah tetangga. Oligarki yang panglimanya kau-tahu-siapa. Di salah satu wilayah tetangga, dia mengutus seorang alumnus Azkaban untuk mendampingi Quirrel.
Mereka yang mengenal karakter McGonagall dapat memahami ketulusan dan niat baiknya. Rekam jejaknya tak ada masalah. Integritasnya tak diragukan. Orang tahu bahwa dia tidak sedang ingin membangun imperium. Rasanya tak mungkin dia masuk ke gelanggang untuk memperkaya diri. Dia prihatin. Dia ingin memperbaiki keadaan.
Ya, McGonagall maju bukan semata untuk bertanding. Ini adalah bentuk perlawanan. Ini laku kepahlawanan. Perlawanan mengadang oligarki. Keberanian, tekad, integritas, dan kepercayaan publik adalah di antara modalnya. Meski dia tidak punya Paman Gober.
Orang-orang dari Gryffindor dan asrama lain banyak mendukung. Dukungan yang penuh tulus, bukan demi fulus. Ada yang bilang, mereka itu fanatik. Mungkin memang iya, Tapi mereka bukan semuanya massa fanatik yang memarkir akal sehat. Mereka punya argumen. Kalaupun mau disebut fanatik, mereka fanatik bukan dalam semacam ajang Quidditch. Mereka fanatik, yakni “meyakini dengan teramat kuat” (demikian menurut KBBI), bahwa kau-tahu-siapa ingin melanggengkan oligarki yang dibangunnya. Rasanya, sulit menemukan alasan untuk membiarkan itu dan berkata: “saya mau bersikap netral”. Sebab apakah namanya jika seseorang diam di hadapan kezaliman yang nyata di depan mata?
Kau-tahu-siapa. Apa kabarmu?
Kursi telah malam. Piring telah malam.
Keterangan: Gambar diambil dari Wikipedia.
Kamis, 21 November 2024
Pegasus
Label: Social-Politics
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar