Perlahan, langit malam musim kemarau tak selalu datang dengan hamparan luas berhias bintang. Dalam dua pekan ini, hujan sudah mulai turun. Memang belum pernah cukup deras. Lebih sering hanya gerimis, menyapu tanah gersang, meninggalkan aroma khas yang begitu lekat di ingatan. Tapi udara panas kadang masih singgah, dengan sengatan yang tak kalah.
Belakangan, langit sudah lumayan sering tertutup awan gelap. Di malam hari pun, di sekitar purnama kemarin, cahaya bulan tertutup awan. Demikian pula bintang. Aku jadi rindu tidur telentang di alam lepas, di bawah hamparan luas langit yang diterangi cahaya bintang; menerawang ke angkasa, sambil berbincang dengan teman-teman.
Syukurlah, kerinduanku sedikit bisa terobati. Dari Surabaya pekan lalu, aku membawa beberapa bintang. Ada yang hijau, biru, dan merah. Kuletakkan dan kuatur sedemikian rupa pas di langit-langit tempat tidurku. Menjelang tengah malam, saat aku mulai rebah dan siap untuk terlelap, lampu kamar kumatikan. Tak lama setelah itu, aku mendapatkan pemandangan indah: bintang-bintang beragam ukuran yang bersinar terang tepat di atasku. Bintang yang cantik.
Sudah dulu ya, ini sudah malam. Aku sudah ingin tidur, lelap di bawah terang cahaya bintang. Aku ingin bermimpi bintang jatuh!
Senin, 11 Desember 2006
Di Bawah Cahaya Bintang
Label: Celestial Bodies, Diary
Langganan:
Postingan (Atom)