Aku ingin bercerita kepadamu tentang taman rahasia di suatu tempat di Skandinavia. Taman rahasia itu hanya muncul sebentar di awal musim semi yang datang terlambat setelah salju turun berbulan-bulan. Namun ia melintas tak lama, sebelum musim panas kemudian mengubah senyum indahnya sehingga ia menyimpan kembali rahasianya rapat-rapat karena tak sanggup berhadapan langsung dengan terik matahari yang sebenarnya tak seberapa jika dibandingkan dengan terpaan panas negeri tropis seperti di negeri kita.
Taman rahasia itu terletak di dekat jalan setapak di puncak sebuah bukit. Dari sana, kau bisa menyaksikan fjord, semacam teluk kecil yang beriak tak terlalu besar, lalu bukit-bukit yang pucuknya masih sedikit bersalju akan kelihatan menjadi latar di belakangnya. Sesekali kau akan dapat mendengar riuh burung berkicau yang berlompatan di dedahan pohon yang mulai merimbun. Atau juga camar di kejauhan.
Di sekitar taman itu, kau tak akan dapat melihat tukang kebun yang merawat rumput hijau, bunga-bunga putih, dan bunga-bunga kuning yang mulai merekah. Sebenarnya, para tukang kebun itulah yang membuat taman ini disebut rahasia, karena mereka itu yang menyimpan rahasia keindahan taman ini, yang juga membuat taman ini tak terlihat oleh mata telanjang, tapi mesti dipandang dengan hati yang bening, serupa cermin yang memantulkan keindahan alam negeri-negeri dongeng.
Mereka menjaga rahasia itu dari ancaman campur tangan manusia yang datang mencari keindahan bunga musim semi tapi tak cukup peduli akan nilai kesuciannya. Mereka menjaga rahasia itu di antara kesunyian yang berbicara saat orang-orang tak lagi tampak di sekitar taman rahasia itu. Mereka menjaga rahasia itu sampai akhirnya tiba saatnya seseorang yang mereka tunggu melintas dan menemukan taman rahasia itu.
Sebenarnya, aku telah beberapa kali melintas di taman rahasia itu sambil tak jemu mengagumi keindahannya yang kadang memang tampak menyimpan misteri. Tapi sungguh sayang, aku baru menyadarinya saat ini, bahwa itu adalah taman rahasia Skandinavia, saat aku tak bisa lagi leluasa menceritakannya kepadamu, saat aku tak bisa lagi melihat jejak bunga-bunga putih bermekaran dan menyimak nyanyian burung di sana.
Angin musim semi telah jauh. Malam telah larut. Aku berusaha merengkuh keindahan taman rahasia dalam jarak yang tak mungkin kutaklukkan. Taman rahasia melantunkan keindahannya dalam tembang pengantar tidur tentang nyanyian bumi dan ladang persemaian nasib manusia.
Dan taman rahasia tetap di sana, menunggu si pelintas yang ditunggunya.
Selasa, 16 Agustus 2011
Taman Rahasia
Label: Diary, European Adventures
Langganan:
Postingan (Atom)