Setelah sempat tertunda dua kali, akhirnya program pelatihan dan penguatan kapasitas untuk seluruh anggota tim proyek School Climate Challenge (SCC) Competition British Council SMA 3 Annuqayah terlaksana. Memang, realisasinya tidak persis sama dengan yang direncanakan. Jika mulanya program pelatihan dan penguatan kapasitas di awal ini dirancang berlangsung tiga hari berturut-turut, namun akhirnya terlaksana tidak demikian.
Pelatihan yang isinya membahas persoalan-persoalan lingkungan hidup yang bersifat mendasar dalam konteks perubahan iklim terlaksana dengan waktu yang terpisah selama empat kali. Putaran yang pertama berlangsung pada hari Rabu, 18 Maret 2009 bertempat di Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah.
Sebelumnya, anak-anak sudah disuplai dengan bahan-bahan berupa buku, majalah, dan berbagai kutipan dari internet yang cukup melimpah yang berisi berbagai pembahasan tentang masalah lingkungan hidup dengan berbagai aspeknya. Awal Maret kemarin, ketiga anggota tim juga mencari data dengan mengkliping koran-koran beberapa bulan terakhir. Jadi, fungsi saya hanya lebih sebagai fasilitator saja, atau mencoba mengarahkan pembicaraan berdasar apa yang mereka baca.
Pesertanya bukan hanya anggota tim inti tiga proyek, yakni proyek sampah plastik, proyek konservasi pohon siwalan, dan proyek pupuk. Siswi yang juga menyatakan diri siap sebagai pendamping tim inti juga mengikuti kegiatan pelatihan ini.
Dalam sesi yang berlangsung mulai 13.45 hingga 16.00 WIB ini, saya memfasilitasi anak-anak untuk berdiskusi masalah perubahan iklim atau pemanasan global. Sebelum memulai diskusi, saya memutar video pendek bertajuk “Pemanasan Global dan Dampaknya” yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI. Video berdurasi sekitar 11 menit ini menjadi pengantar yang baik untuk memahami masalah perubahan iklim. Bahan utama sesi ini juga adalah hasil unduhan dari situs Wikipedia dan National Geographic edisi khusus yang membahas tentang Perubahan Iklim.
Putaran kedua diskusi berlangsung pada hari Ahad, 22 Maret 2009. Tempatnya juga masih di Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah. Pada kesempatan ini, diskusi diarahkan untuk menggali masalah-masalah lingkungan hidup secara umum. Khusus pada putaran kedua ini, saya mencoba fokus pada masalah penanganan sampah dan energi.
Putaran ketiga diskusi berlangsung pada hari Selasa, 24 Maret 2009. Diskusinya melanjutkan perbincangan pada pertemuan sebelumnya, dengan berpindah pada isu hutan, problem pangan, dan keanekaragaman hayati. Sesi ketiga ini berlangsung agak lama, karena setelah berdiskusi anak-anak saya ajak nonton film The Day After Tomorrow.
Putaran terakhir diskusi dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret 2009. Kali ini tempatnya di Markas Tim Lomba SCC yang baru saja direhab. Meski tempatnya sangat sederhana, anak-anak tetap antusias. Pada putaran terakhir ini, diskusi diarahkan pada solusi penanganan masalah perubahan iklim. Saya juga mengajak anak-anak untuk mencoba memahami akar masalah perubahan iklim ini, yang sejatinya berakar pada problem akhlak manusia terhadap lingkungan. Sentuhan pendekatan etis saya masukkan di sini.
Dengan modal sentuhan etis itu, saya mencoba menghubungkan kegiatan masing-masing proyek sebagai refleksi dan tindak lanjut yang diperlukan untuk mengatasi salah satu aspek persoalan lingkungan yang sudah dibahas sebelumnya. Jadi, saya mencoba meneguhkan konteks masing-masing proyek.
Empat rangkaian diskusi ini saya harapkan dapat menjadi modal dan penyemangat bagi anak-anak untuk terlibat lebih jauh dalam kegiatan cinta lingkungan pada umumnya. Menurut saya, miskinnya informasi dan wawasan tentang masalah-masalah lingkungan menjadi salah satu penyebab rendahnya kepedulian masyarakat pada umumnya untuk bersikap lebih ramah pada alam. Karena itu, dengan terus memperkaya pengetahuan tentang masalah-masalah lingkungan, diharapkan muncul sikap dan kepedulian yang lebih kuat untuk bersahabat dengan alam.
Rabu, 01 April 2009
Belajar Bersama tentang Persoalan Lingkungan
Label: Environmental Issues, School Corner
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar