Kamis, 29 Maret 2012

Perincian Listrik Padam 130 Kali

Tanggapan PLN Area Madura di Kompas 16 Maret 2012


Surat pembaca saya yang dimuat Kompas 1 Maret 2012 yang memaparkan hasil pencatatan saya tentang listrik padam di Guluk-Guluk, Sumenep, dalam waktu setahun, yakni mulai 12 Januari 2011 hingga 12 Januari 2012, sebanyak 130 kali ditanggapi PLN Area Madura pada Kompas 16 Maret 2012. Menurut PLN, listrik padam pada periode tersebut sebanyak 58 kali, dengan perincian 25 kali akibat kegiatan pemeliharaan terencana (preventif) dan 33 kali akibat gangguan (dengan perincian 24 kali padam di bawah lima menit dan 9 kali padam di atas lima menit).

Saya merasa perlu menanggapi PLN Area Madura karena hasil pencatatan saya ternyata berbeda cukup jauh dengan rekaman PLN. Berikut catatan saya.

Pertama, saya ingin menegaskan bahwa pengertian listrik padam dalam catatan saya adalah jika ada pemadaman dari PLN—entah karena apa—berapa pun durasinya. Padam tiga detik saya catat sebagai padam satu kali. Padam tiga jam juga saya catat satu kali. Kenyataannya, listrik padam kadang terjadi beberapa detik dengan frekuensi dua kali atau lebih dalam waktu yang relatif singkat—satu hingga dua jam, misalnya.

Kedua, agar lebih jelas, PLN, pembaca Kompas, dan juga pembaca blog saya yang budiman dapat memeriksa catatan saya tentang perincian listrik padam 130 kali tersebut. Saya cantumkan di bawah ini. Saya salin langsung dari akun twitter saya agar nuansa dan konteksnya bisa tertangkap. Mohon dimaklumi bahwa perincian catatan saya tidak terlalu detail. Bahkan kadang tak menyebutkan tanggal secara spesifik. Akan tetapi, mulai Maret 2012, saya berkomitmen untuk lebih detail mencatat listrik padam di wilayah saya.

Ketiga, saya ingin menambahkan catatan untuk PLN. Salah seorang pembaca blog saya menanggapi tulisan saya tentang listrik padam 130 kali tersebut. Dia menambahkan bahwa di Guluk-Guluk, Sumenep, yang menjadi masalah bukan hanya listrik padam, tetapi juga voltage yang kadang tak sesuai dengan yang dijanjikan, yakni 220 volt, sehingga beberapa perangkat elektronik sangat terganggu kinerjanya.

Berikut ini perincian listrik padam 130 kali:

12 Januari 2011
bbrp hari lalu PLN pasang iklan di koran, katanya di wilayah pamekasan (madura) tahun 2010 #listrikpadam 25kali /pelanggan/tahun.

14 Januari 2011
rabu 12/1 kemarin, di tempat saya (guluk2, sumenep, madura) #listrikpadam lebih 12 jam seharian.

hari ini jum'at 14/1 di tempat saya #listrikpadam barusan sekitar 30 menit.

15 Januari 2011
sabtu 15/1 subuh #listrikpadam sekitar 3 menit. apa kasus spt ini dihitung juga Pak Dahlan Iskan?

16 Januari 2011
ahad 16/1, pukul 14.35 di guluk2 sumenep #listrikpadam sekitar 3 menit. apa seperti ini juga dihitung Pak Dahlan Iskan ya wahai @infoPLN ?

24 Januari 2011
Ahad 23/1 sekitar pukul 12.54 di gulukguluk #listrikpadam sekitar 1-2 menit. kok sering begini, Pak Dahlan? @infoPLN bagaimana menurutmu?

25 Januari 2011
Selasa 25/1 pkl 12.08, di guluk2 sumenep #listrikpadam sekitar satu jam.

5 Februari 2011
Pak Dahlan Iskan, #listrikpadam jgn sering2 di sktr guluk2 sumenep. td pkl sktr 17.15 pdam. Rabu 2/2 jg. UPS sy sdh mati. kasian kmpternya.

7 Februari 2011
#listrikpadam #listrikpadam.. lagi2 Pak Dahlan Iskan..barusan pas saya di kelas jam 12an #listrikpadam beberapa menit..

26 Februari 2011
Pak Dahlan, beberapa pekan terakhir terjadi #listrikpadam di sini tapi saya tak sempat mencatatnya. sepertinya ada sekitar 3-4 kali.

1 Maret 2011
2 hari lalu #listrikpadam di sini, guluk2 sumenep. kmrn jg. tadi jg. tiap hari. sangat mengganggu, meski msg2 ga smp sejam.. gmn Pak Dahlan?

2 Maret 2011
jelang tengah malam hingga pagi agak siang tadi di guluk2 sumenep #listrikpadam lagi. apa krn angin dan hujan, Pak Dahlan?

4 Maret 2011
kemarin siang sekitar pukul 11 dan tadi malam sekitar pukul 22 #listrikpadam di guluk2. gimana targetmu, Pak Dahlan?

6 Maret 2011
di guluk2, barusan #listrikpadam beberapa menit pas setelah MU dikalahkan Liverpool 3-1..

11 Maret 2011
semalam #listrikpadam berkali2 sejak pukul 10 di wilayah guluk2 dan sekitarnya..

14 Maret 2011
tadi malam beberapa kali #listrikpadam di guluk2. barusan jg begitu. ini sdh yg kesekian kali di 2011. gmn Pak Dahlan?

23 Maret 2011
#listrikpadam betul2 nyebbelin! tadi sore. kemarin juga. kemarinnya lagi. untung UPS sdh jalan.

24 Maret 2011
jelang maghrib tadi #listrikpadam beberapa detik. untung UPS sudah bekerja dg baik.. sy mencatat #listrikpadam di daerah saya, sejak 12/1/11 sdh 27x. sy catat krn tak percaya pd iklan PLN bhw pamekasan th 2010 padam 25x.

26 Maret 2011
2 hari lalu #listrikpadam. tadi juga. msh perlukah earth hour?

29 Maret 2011
Laporan utk @infoPLN : untuk yg ke-28 sejak 12/1/2011, di guluk2 kemarin sore #listrikpadam beberapa menit.

9 April 2011
tadi malam dan barusan #listrikpadam di guluk2. berarti sejak 12/1/2011, ini yg ke-31 kali. laporan selesai... @infoPLN

10 April 2011
tadi sore #listrikpadam di guluk2, sumenep. ini yg ke-32 sejak 12/1/2011. ada yg bisa ngasi tau ke Dahlan Iskan? @infoPLN

12 April 2011
kemarin, di guluk2 sumenep #listrikpadam. trus tadi jg #listrikpadam, utk yg ke-34 sejak 12/1/2011. gimana tanggapan @infoPLN ?

13 April 2011
tadi siang, di guluk2 sumenep #listrikpadam utk yg ke-35 sejak 12/1/2011

14 April 2011
tadi siang, di guluk2 sumenep #listrikpadam utk yang ke-36 kalinya sejak 12/1/2011.. gimana Pak Dahlan Iskan? @infoPLN

16 April 2011
td mlm #listrikpadam 2x di guluk2 sumenep. td 1x. berarti td yg ke-39 sjk 12/1/2011. sptnya perlu ditulis di suratpembaca kompas nih.

17 April 2011
terang bulan di guluk2 sumenep, brsn #listrikpadam utk yg ke-40 kali sejak 12/1/2011..mgkn dahlan iskan sdg ingin menikmati bulan ya..

26 April 2011
hari ini #listrikpadam 2x di guluk2 sumenep. berarti sudah 42 kali #listrikpadam sejak 12/1/2011.

27 April 2011
hr ini #listrikpadam 2x d guluk2 sumenep. berarti sdh 44x #listrikpadam sjk 12/1/2011. apa Dahlan Iskan mau ganti alat2 elektronik yg rusak.

2 Mei 2011
hari ini #listrikpadam 2x di guluk2 sumenep. berarti sejak 12/1/2011 sdh padam 46 kali.. valentino rossi dong..!

5 Mei 2011
semalam raungan UPS membangunkanku gara2 #listrikpadam utk yg ke-47 kali sjk 12/1/2011 di guluk2 sumenep..tp aku tak bermimpi dahlan iskan..

15 Mei 2011
hatrick #listrikpadam: jum'at(an) siang, sabtu siang, smlm jam 9an. brarti sdh 50 kali #listrikpadam di guluk2 sumenep sjk 12/1/2011.

22 Mei 2011
bbrp kali #listrikpadam di guluk2 sumenep tdk diinfokan. ada 4x, shg total sjk 12/1/2011 #listrikpadam berjumlah 54 kali.

29 Mei 2011
Sabtu siang kmrn, trus pas final champion smlm, dan td siang, #listrikpadam di guluk2 sumenep. brarti sdh 57 kali padam sjk 12/1/2011/

30 Mei 2011
semalam #listrikpadam yg ke-58 sejak 12/1/2011. UPS menjerit2 membangunkan tidur saya.. apa maksudmu membangunkan saya, Pak Dahlan Iskan?

2 Juni 2011
kemarin siang, ditambah barusan, total #listrikpadam di guluk2 sumenep sdh 60 kali sejak 12/1/2011. apa kau baca wahai Pak Dahlan Iskan?

9 Juni 2011
jum'at pagi-siang &td malam #listrikpadam di guluk2 sumenep. brarti sdh 62 kali sjk 12/1/2011. sabtu-slasa kmrn ga trpantau krn sy tdk d rmh

13 Juni 2011
smlm saya tak mimpi Dahlan Iskan. UPS menjerit2 saat #listrikpadam untuk yg ke-64 kalinya di wilayah guluk2 sumenep sejak 12/1/2011.

17 Juni 2011
skdr mncatat: tgl 16/6 kmrn, #listrikpadam 4x di guluk2 sumenep. jd sjk 12/1/2011, #listrikpadam saya hitung sdh 68 kali!

dlm wkt sktr 2 jam brsn, #listrikpadam 2x di guluk2 sumenep. jd total 70 kali sejak 12/1/2011. berapa korban barang elektronik yg rusak?

19 Juni 2011
hari ini #listrikpadam 2x di guluk2 sumenep. berarti sdh 72 kali #listrikpadam sejak 12/1/2011.

21 Juni 2011
kemarin #listrikpadam sekali, jadi sejak 12/1/2011 sdh 73 kali #listrikpadam di guluk2 sumenep.

22 Juni 2011
tadi malam dan barusan #listrikpadam di guluk2 sumenep. artinya sdh padam 75 kali sejak 12/1/2011.

27 Juni 2011
ya, betul. td mlm UPS menjerit2 2x. jadi sjk 12/1/2011 #listrikpadam sdh 77 kali. RT @pangapora Apakah betul, kabarnya semalam lampu mati 2x

30 Juni 2011
semalam #listrikpadam bbrp kali sbntr2, shg total sjk 12/1/2011 #listrikpadam di guluk2 sumenep sdh 78 kali.

3 Juli 2011
lewat tengah malam, #listrikpadam membuat UPS di kamar menjerit2, membangunkan tidur saya. Ini adalah #listrikpadam ke-79 sejak 12/1/2011.

5 Agustus 2011
satu bulan tak mencatat #listrikpadam. mmg agk jarang. tp plg tidak ada 7x #listrikpadam. jd sjk 12/1/11, #listrikpadam di guluk2 sdh 86kali.

16 Agustus 2011
semalam #listrikpadam. sepekan terakhir ini ada sekitar 4x. jd sejak 12/1/2011 di guluk2 sumenep #listrikpadam sdh berjumlah 90 kali.

17 Agustus 2011
Selamat! Di hari kemerdekaan, Dahlan Iskan telah menghadiahkan #listrikpadam utk yang ke-91 kali sejak 12/1/2011 bagi warga Guluk2 Sumenep.

20 Agustus 2011
tadi siang dan tadi sore #listrikpadam di guluk2 sumenep. jadi sejak 12/1/2011 #listrikpadam sdh 93 kali.

21 Agustus 2011
tadi sore #listrikpadam di guluk2 sumenep. jadi sejak 12/1/2011 #listrikpadam sdh 94 kali.

25 Agustus 2011
kemarin malam #listrikpadam di guluk2 sumenep ketika jam tarawih. itu yg ke-95 sejak 12/1/2011.

29 Agustus 2011
OOT: 2 malam yg lalu, #listrikpadam di guluk2 sumenep. ini yg ke-96 sjk 12/1/2011..

24 September 2011
cukup lama ga ada #listrikpadam di guluk2 sumenep. sore ini muncul kembali. ini #listrikpadam yg ke-97 sjk 12/1/2011..

26 September 2011
td sore #listrikpadam di guluk2 sumenep. ini adalah yg ke-98 sjk 12/1/2011..

11 November 2011
kalau mau dihitung kasar, ada lbh 10x #listrikpadam sjk terakhir saya mencatat 26 sept lalu. di antaranya yg 4 hari berturut2 itu..

jd kl mau dirangkum, sjk 12/1/2011, #listrikpadam di area guluk2 sumenep sdh 108 kali. saya pikir ini minimal. krn kdg saya lupa tak catat.

14 November 2011
kmrn, #listrikpadam 4x di guluk2 sumenep. jd sjk 12/1/2011 #listrikpadam 112 kali.

18 November 2011
tadi jelang sore #listrikpadam di guluk2 sumenep. rabu kemarin jg. jd sjk 12/1/2011 #listrikpadam di guluk2 berjumlah 114 kali.

4 Desember 2011
Rabu kmrn #listrikpadam di guluk2 sumenep. berarti #listrikpadam sdh 116 kali sjk 12/1/2011.

6 Desember 2011
tadi malam sktr isya #listrikpadam bbrp detik di guluk2 sumenep. ini #listrikpadam yg ke-117 sjk 12/1/2011.

9 Desember 2011
Hari Kamis kemarin #listrikpadam 2x di guluk2 sumenep. jd total sjk 12/1/2011 #listrikpadam 119x...

21 Desember 2011
kemarin siang #listrikpadam dua kali di guluk2 sumenep. berarti sjk 12/1/2011 sdh 122 kali #listrikpadam. adakah HOPE terang utk 2012?

22 Desember 2011
antologi #listrikpadam guluk2 sumenep: td malam tambah 2 kali. jd sjk 12/1/2011 sdh berjumlah 124 kali.

26 Desember 2011
hari ini ada #listrikpadam di guluk2 sumenep. dlm perhitungan saya, ini #listrikpadam yg ke-125 sjk 12/1/2011.

1 Januari 2012
berarti ini #listrikpadam yg ke-126 sjk 12/1/2011 (pdhl setahun!) > RT @ahmadamal: matilampu setahun, dr 2011 sampai 2012 msh blm nyala jg..

4 Januari 2011
td malam #listrikpadam di guluk2 sumenep. sjk 12/1/2011 (hampir pas setahun),berarti ini #listrikpadam yg ke-127 utk wilayah guluk2 sumenep.

pagi ini #listrikpadam lg di guluk2 sumenep. ini yg ke-128 sjk 12/1/2011.

10 Januari 2011
mlm ahad kmrn & td mlm #listrikpadam di guluk2 sumenep. berarti, sjk 12/1/2011, sdh 130 kali. ayo, msh ada hr ini &bsk jk mau padam lg.

1 Maret 2012
saya mencatat #listrikpadam utk wilayah guluk2 sumenep mulai 12/1/2011 hingga setahun kemudian. hasilnya #listrikpadam 130 kali.

ironisnya, barusan jam 12-an #listrikpadam sktr 90 menit. mgkn org PLN blm baca Kompas.


Tulisan terkait:
>> Listrik Padam 130 Kali Setahun
>> Jam Bumi dan Keadilan Energi

Read More..

Rabu, 28 Maret 2012

Revolusi Paradigma Guru

Judul buku: Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara
Penulis: Munif Chatib
Penerbit: Kaifa, Bandung
Cetakan: Pertama, Mei 2011
Tebal: xx + 256 halaman


Kualitas pendidikan di Indonesia hingga kini masih terus dipertanyakan. Amanat kemerdekaan untuk memajukan bangsa dengan pendidikan tampak masih penuh masalah akut. Banyak pihak percaya bahwa guru adalah kunci utama untuk mengurai masalah pendidikan dan kemajuan bangsa.

Buku ini menawarkan revolusi paradigmatik agar guru dapat lebih berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga pada akhirnya dapat ikut serta memajukan mutu kehidupan masyarakat. Munif Chatib, penulisnya, menyebut guru sejati yang diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi masalah kebangsaan ini dengan istilah “gurunya manusia”.

Munif menyebut lima syarat mendasar untuk menjadi gurunya manusia, yaitu bersedia untuk selalu belajar, membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar, bersedia diobservasi, selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas, dan memiliki karakter yang baik.

Oleh Munif, gurunya manusia dibedakan dengan guru robot dan guru materialistis. Guru robot bekerja secara mekanis, sedang guru materialistis mengajar dengan logika dagang. Gurunya manusia bekerja dengan landasan ketulusan untuk menanamkan ilmu dan pengetahuan kepada anak didik sehingga ia terus berusaha untuk maju, berkembang, terus kreatif, dan tak bosan mengembangkan kompetensinya.

Sejauh ini, jika kita melihat di lapangan, dorongan agar guru senantiasa terus mengembangkan diri sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah, misalnya melalui kebijakan sertifikasi guru. Namun demikian, kenyataan di lapangan tidaklah seindah yang dibayangkan. Beberapa pihak menilai bahwa semangat pemberdayaan yang diusung sertifikasi gagal. Indikasinya, di beberapa daerah ditemukan kecurangan dalam memenuhi portofolio sertifikasi. Bahkan, ada kecenderungan bahwa sertifikasi justru memicu lahirnya model guru yang oleh Munif disebut guru materialistis.

Karena itu, penting sekali memberikan sejumlah catatan yang bersifat prinsipil dalam rangka pengembangan mutu guru agar terhindar dari ekses buruk yang mungkin ditimbulkannya. Atau mungkin juga dengan mengajukan konsep pengembangan guru yang lain, seperti yang dicoba dilakukan Munif melalui buku ini.

Munif percaya bahwa pada dasarnya guru itu adalah manusia pembelajar. Ini adalah kondisi ideal guru yang dituntut jika guru diharapkan dapat memainkan peran penting dalam perubahan kualitas hidup masyarakat. Munif menyatakan bahwa tak ada guru yang tidak mampu mengajar, asalkan ia mau terus belajar dan mengasah kreativitas dan kompetensinya.

Dalam buku ini, Munif, yang sebenarnya juga adalah seorang praktisi dan konsultan pendidikan, mengemukakan bahwa terkadang semangat guru untuk berkembang terhambat oleh kebijakan sekolah atau lembaga yang menaunginya—yakni yayasan dalam kasus sekolah swasta. Karena itu Munif memberi petunjuk bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang banyak memberi kesempatan dan membuat program pengembangan kualitas guru secara terencana dan berkala.

Pada titik ini, Munif sebenarnya tengah mengemukakan kritik kelembagaan atas manajemen sekolah yang tak berhasil menumbuhkan iklim yang mendukung bagi pengembangan kreativitas dan kompetensi guru. Dengan demikian, menurut Munif, manajemen sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk menjawab masalah ini. Di buku ini Munif memberi sejumlah contoh praktis tentang cara merancang berbagai kegiatan pengembangan mutu guru di sekolah.

Namun kritik kelembagaan terkait dengan manajemen sekolah yang dikemukakan Munif tampak tak bergerak lebih jauh, misalnya dengan mencoba membuka kemungkinan kritik atas kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, baik pemerintah lokal, regional, maupun nasional. Padahal, dukungan dari pemegang kebijakan juga sangat menentukan. Misalnya, masih adanya iklim korupsi dan feodal di daerah tertentu yang berimbas pada dunia pendidikan, termasuk juga guru.

Selain konteks kelembagaan, Munif dalam buku ini juga membahas panjang lebar paradigma seorang guru ideal dalam berhadapan dengan anak didik. Gurunya manusia adalah guru yang berusaha memanusiakan anak didiknya. Bagaimana caranya? Yakni dengan berpegang pada cara pandang kecerdasan majemuk (multiple intelligences) sehingga terus berupaya menggali kemampuan dan potensi siswa. Anak didik diposisikan sebagai sosok yang istimewa dan didekati dengan hati, sehingga anak didik dapat menyerahkan hak untuk mengajar kepada guru.

Munif mencatat bahwa cukup banyak guru yang tidak sadar bahwa sejak awal masuk kelas dia sebenarnya tidak diterima oleh anak didiknya. Karena itu, dalam satu bab khusus Munif membahas cara merebut ketertarikan dan minat belajar siswa di menit-menit pertama. Dalam ilmu pendidikan ini disebut dengan apersepsi. Langkah ini dimaksudkan agar tumbuh motivasi dari dalam diri siswa untuk menyimak topik pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Bagian yang paling banyak dibahas Munif dalam buku ini adalah kiat dan panduan praktis untuk menjadi guru yang melakukan aktivitas belajar-mengajar di kelas atas dasar pendekatan kecerdasan majemuk. Dalam pendekatan ini, anak didik menjadi pusat proses pembelajaran sehingga guru musti mengupayakan strategi pembelajaran yang kreatif sesuai dengan beragam potensi dan gaya belajar siswa. Pada bagian ini, Munif memaparkan banyak contoh strategi belajar-mengajar dengan kecerdasan majemuk. Ada lima belas strategi yang dijelaskan Munif lengkap dengan contohnya, seperti strategi diskusi, action research, analogi, sosiodrama, environment learning, dan sebagainya.

Bagian terakhir yang dijelaskan Munif adalah cara guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lesson plan) yang populer disingkat RPP. Munif percaya bahwa RPP sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran di kelas, karena selain untuk mematangkan persiapan, RPP juga dapat menjadi media refleksi dan evaluasi pembelajaran guru di kelas.

Buku ini sangat penting dibaca oleh para guru serta pengelola dan pemegang kebijakan pendidikan. Buku ini adalah sebuah upaya jawaban serta tawaran jalan keluar atas pihak-pihak yang kecewa dengan mutu guru. Memang, revolusi paradigmatik yang ditawarkan Munif dalam buku ini lebih banyak menyorot dan menyelami aspek teknis pedagogis, bukan menyangkut visi besar revolusioner ala Paulo Freire atau Ivan Illich yang berlandaskan kritik atas kapitalisme dan komersialisme pendidikan.

Namun demikian, visi dan paradigma guru yang hendak dibangun Munif dalam buku ini bisa dibilang cukup sejalan dengan kedua filsuf pendidikan tersebut karena sama-sama mengasumsikan visi kemanusiaan yang mendalam. Mereka bersepakat dalam menempatkan guru sebagai aktor penting pembangun peradaban dan sama-sama memperlakukan anak didik sebagai sosok unik yang perlu didekati dengan hati. Tapi dalam hal lain Munif tampak kurang menyelami aspek-aspek struktural menyangkut kehidupan sosial, budaya dan ideologi secara lebih kritis.

Meski begitu, kita bisa menemukan kelebihan buku ini yang cukup baik, yakni arahan teknis yang begitu banyak digali untuk membumikan paradigma guru tersebut yang sebenarnya banyak dipetik dari pengalaman Munif selama bertahun-bertahun bergelut di dunia pendidikan.

Sebagai seorang guru, melalui buku ini Munif telah mencoba menginspirasi guru-guru yang lain dan masyarakat umum untuk lebih menguatkan peran pendidikan dan meningkatkan mutu guru pada khususnya sehingga bisa mengantar Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat.


Tulisan ini dimuat di Majalah Suluh MHSA, edisi X, Maret 2012.

Read More..

Rabu, 21 Maret 2012

Lapis-Lapis Diri

Dalam kehidupan sehari-hari, saat menjalin hubungan dengan orang lain, seseorang akan hadir seumpama lapisan-lapisan yang membentuk struktur tanah. Ketika sedang berurusan dengan si A, saya hadir sebagai seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Bila berbincang dengan si B, saya tampil sebagai seorang mitra belajar dalam hal kepenulisan. Manakala berbicara dengan si C, saya hadir sebagai semacam catatan harian yang siap mendengar dan merekam lika-liku kehidupannya. Bersama si D, saya adalah gumpal kegalauan dari berbagai persoalan kemasyarakatan dan tantangan masa depan. Saat ada bersama si E, saya seperti petugas perpustakaan dunia yang sedang mencari koleksi-koleksi buku langka dan berharga. Berjumpa dengan si F, saya adalah peminat filsafat yang ingin menyelam ke dasar lautan dan mencari makna di tengah ketakmasukakalan dunia.

Sosok A, B, C, D, E, F, dan seterusnya, hingga tak berhingga, tampaknya dapat disebut sebagai para peubah yang membentuk lapis-lapis diri pada diri saya. Mereka berkenalan, hadir, dan hidup bersama saya, dengan kadar dan geloranya masing-masing, sambil mengembangbiakkan wajah-wajah saya yang beraneka rupa. Masing-masing tampak seperti memberi kartu pengenal yang berbeda-beda untuk saya, lalu kadang dipampangkannya di halaman atau di simpang jalan—atau sekadar mereka simpan.

Lapis-lapis diri ini juga tampak ibarat lorong yang menghubungkan saya dengan orang lain. Semakin dekat hubungan saya dengan seseorang, semakin banyak lorong yang menghubungkan saya dengan dirinya. Dalam sebuah jalinan profesional, misalnya, lazimnya seseorang hanya akan berhubungan dengan saya di satu lapis-diri saja. Kecil sekali kemungkinannya bagi dia untuk memasuki saya lewat lorong yang lainnya. Hanya di satu lorong itulah dia mendekati dan memahami saya.

Sebenarnya, pola jalinan-satu-lorong ini merupakan sesuatu yang wajar dalam kehidupan sehari-hari, karena saya memang tak akan mungkin selalu menjangkau orang lain dari lorong yang banyak. Urusan kehidupan terlalu banyak cabangnya sehingga saya pikir akan mubazir juga bila saya harus berbagi semuanya pada sebanyak-banyak orang.

Hanya saja, sulit dibantah bahwa pola jalinan-satu-lorong ini tampak semakin mengemuka di zaman ini, saat kehidupan semakin tersekat ke dalam lorong-lorong khusus dan lapis-lapis diri semakin terkotak dalam definisi yang sempit dan khusus, seperti apa yang kemudian disebut dengan profesi. Akibatnya, cara orang berhubungan dengan orang lain semakin terbatas ke dalam pola jalinan-satu-lorong ini.

Dalam kewajaran pola jalinan-satu-lorong ini, atau dengan lorong yang relatif tidak banyak, di antara lapis-lapis diri yang mendefinisikan seseorang, saya lalu berpikir tentang bagaimana masing-masing lapis diri itu menjadi landasan untuk menilai pribadi seseorang. Dalam pergaulan sehari-hari, orang lain memberi penilaian pada saya mungkin hanya di satu lapis diri saya saja. Atau mungkin dua. Yakni di lorong tempat dia lalu-lalang menjumpai saya. Atau dari pintu masuk yang baru saja dia lintasi. Karena itu, sangat mungkin saya akan dinilai dengan mutu pribadi yang sangat berbeda oleh dua orang yang bertamu pada saya melalui dua lorong, pintu, atau lorong-lorong yang berbeda.

Apakah ini semacam subjektivisme atau relativisme dalam memberikan penilaian? Saya kurang tertarik untuk melihat soal ini dari sudut pandang yang cenderung mengarah pada pengelompokan teoretis semacam ini. Pada soal ini, saya tampaknya lebih tertarik untuk melihatnya dalam kerangka yang lebih praktis dan mungkin sederhana. Saya ingin menempatkannya sebagai bagian dari keterbatasan saya untuk bisa memberi penilaian yang utuh pada orang lain, sehingga tampaknya sulit bagi saya untuk mencerna lapis-lapis diri orang lain sebanyak mungkin.

Saya bukanlah Raqib dan ‘Atid yang bekerja sepanjang waktu mencatat rekam jejak semua perbuatan seseorang. Saya hanyalah seorang guru yang bersama si A tiga atau empat jam pelajaran setiap pekan selama satu, dua, atau tiga tahun pelajaran. Saya hanyalah seorang murid yang mencerna dan menimba ilmu dari si B selama enam tahun, bersama-sama di kelas, dan di luar itu si B nyaris saya jumpai sama seperti orang kebanyakan.

Lalu dengan alasan macam apa jika saya kemudian kadang tergoda untuk seolah-olah menjadi seperti Sang Majikan Raqib dan ‘Atid?

Lapis-lapis diri saya, seperti juga orang lain, pun tidak senantiasa diam. Ia bergeliat, dengan perlahan, kadang tanpa terasa, kadang juga tak demikian. Suatu saat, mungkin saja salah satu lapisan itu akan bergerak dan mencipta semacam gempa mini dalam diri saya. Jika struktur lapisan diri kita tertata sedemikian rupa, bisa jadi gempa mini itu tak memakan korban. Tapi bisa juga gempa mini itu akan merombak struktur lapisan diri kita yang lain.

Saya berpikir tentang lapis-lapis diri ini terutama untuk saya sendiri. Maksudnya, saya sebenarnya sedang mencoba memahami diri saya sendiri, lapis-lapis yang menyusun dan membentuk diri saya di hadapan yang lain: keluarga, rekan, masyarakat. Di sela-sela pikiran saya ini, sekilas sempat terbersit pertanyaan, selain Tuhan apa mungkin akan ada orang yang nantinya akan mendekati saya dari lorong yang nyaris penuh dan utuh?

Sekali lagi, tulisan ini pada dasarnya dibuat agar saya sadar diri untuk melihat ke dalam diri saya. Tulisan ini bukan untuk menjadi lampu sorot untuk orang lain. Mungkin juga bisa dikatakan bahwa tulisan ini semacam jalan pulang ke ruang kecil dalam diri saya agar saya tak tersesat terlalu jauh dalam hiruk-pikuk kehidupan saat ini.

Read More..

Kamis, 01 Maret 2012

Listrik Padam 130 Kali Setahun

Iklan PLN di Harian Kompas, 12 Januari 2011, halaman 2.

Pada hari Kamis, 23 Februari 2012, saya mengirimkan tulisan untuk rubrik “Redaksi Yth” Harian Kompas. Isinya tentang hasil pengamatan saya selama setahun mencatat listrik padam di Guluk-Guluk, Sumenep. Tulisan saya itu berjudul “Listrik Padam 130 Kali Setahun”.

Tulisan saya itu kemudian dimuat hari ini, tepat sepekan setelah dikirimkan. Ironisnya, pada hari tulisan saya tentang listrik padam itu dimuat, PLN melakukan pemadaman di wilayah Guluk-Guluk, Sumenep, setelah lewat tengah hari. Saat itu, listrik padam sekitar 90 menit. Sekitar 30 menit setelah menyala, listrik sempat padam kembali beberapa detik.

“Apakah petugas PLN Guluk-Guluk, Sumenep, sudah membaca Kompas hari ini?” tanya saya. Salah seorang rekan saya menjawab, “Itu respons PLN terhadap tulisan, biar hitungannya tambah banyak.”

Tidak, saya pikir PLN memang belum membaca Kompas hari ini.



Berikut ini tulisan yang saya kirimkan ke Kompas dalam versi awal. Setelah dimuat, Kompas menyunting dan meringkas tulisan saya tersebut, sebagaimana dapat dibaca dalam kliping Kompas cetak yang juga saya sertakan di sini.

"Pada tanggal 12 Januari 2011, di Harian Kompas saya mendapatkan iklan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memuat data listrik padam di tahun 2010. Di situ di antaranya tercantum bahwa untuk Pamekasan, di tahun 2010 listrik padam 25 kali.

Saya tidak tahu pasti yang dimaksud “Pamekasan” apakah merujuk pada kota atau kabupaten. Saya juga bertanya-tanya, apakah wilayah Pulau Madura yang lain, seperti Sumenep, tempat saya tinggal, juga sama.

Pertanyaan ini muncul karena di lingkungan rumah tinggal saya, yakni Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, listrik padam sangat sering terjadi, meski beberapa tahun yang lalu sudah sempat ada lembaga masyarakat yang mengadvokasi masalah listrik padam ini.

Sejak melihat iklan itu, saya lalu tertarik untuk mencatat listrik padam di lingkungan rumah tinggal saya. Akhirnya, dalam waktu setahun, yakni mulai 12 Januari 2011 hingga 12 Januari 2012, saya mencatat listrik padam di Guluk-Guluk, Sumenep, terjadi sebanyak 130 kali (teknisnya, setiap listrik padam, saya menuliskannya di akun twitter saya). Listrik padam yang saya catat adalah pemadaman dari PLN, baik itu berlangsung beberapa detik, atau beberapa jam. Jumlah 130 kali ini saya pikir adalah jumlah minimal, karena sangat mungkin ada kejadian listrik padam yang tak tercatat, baik karena saya sedang bepergian ke luar desa, atau hal lainnya.

Saya mencatat listrik padam di wilayah saya sebagai bagian dari partisipasi untuk mengontrol pelayanan publik di wilayah saya. Selama ini, jika warga telat membayar listrik, langsung kena sanksi. Sedangkan pemadaman dari PLN yang seringnya tanpa pemberitahuan ini saya pikir telah banyak memakan korban barang-barang elektronik warga yang usianya dipotong karena terlalu sering mengalami kejutan.

Saya pikir menarik jika warga melakukan upaya kontrol seperti ini. Bahkan jika mungkin dengan catatan yang lebih terperinci, misalnya mencatat hingga durasinya. Meski mungkin terkesan sederhana, tapi paling tidak dengan cara ini saya berharap PLN mau lebih serius melanjutkan tugasnya untuk memberikan layanan yang baik kepada warga."


Tulisan terkait:
>> Jam Bumi dan Keadilan Energi.

Read More..