Meski dengan kondisi kesehatan yang kurang sehat, Sabtu (7/3) siang kemarin, akhirnya saya memaksakan diri untuk hadir bersama sekitar 25 guru Madaris 3 Annuqayah untuk belajar internet. Sekitar dua pekan sebelumnya saya sempat membuat semacam janji dengan beberapa guru yang tampak begitu antusias untuk berkenalan dengan teknologi komunikasi mutakhir ini. Di antara mereka ada yang bilang, “Wah, saya lihat murid-murid di sini sekarang sudah pinter internetan di Perpus. Masa kami kalah dengan mereka.” Saya pun menjanjikan bahwa sebelum liburan Maulid saya akan mendampingi mereka belajar internet.
Acara belajar internet bareng Sabtu siang kemarin dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 12.30 WIB. Tempatnya di Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah. Sebelum masuk ke penjelasan yang agak teknis tentang internet, saya memberi semacam pengantar tentang internet. Saya ingin para guru memahami alur, logika, dan cara kerja internet, sehingga mereka dapat memahami “hakikat” internet.
Sebelum acara dimulai, dan beberapa guru sudah ada yang datang di tempat acara, sempat ada seorang guru yang melontarkan komentar menarik. “Pokoknya internet masih kalah sama malaikat Munkar dan Nakir,” katanya. Di sesi pengantar, saya menjelaskan bahwa internet itu adalah cara komunikasi baru berbasis teknologi yang cepat dan mudah. “Jadi, apa yang termuat di dunia maya ini ada yang menyajikan—ya, manusia juga—yang tentu saja bisa baik, benar, salah, dan semacamnya,” begitu saya memaparkan. “Nah, kita bisa menjadi penikmat informasi yang disajikan orang-orang itu. Lebih dari itu, kita juga bisa berbuat lebih, dengan membuat sajian juga yang bisa dinikmati oleh orang lain sedunia,” lanjut saya.
Materi internet saya fokuskan pada browsing, email, chatting, dan secara khusus tentang penggunaan mesin pencari (search engine). Saya ajak guru-guru membuka Ensiklopedi Wikipedia, baik dalam versi bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia, juga bahasa Jawa. Saya coba guru-guru chatting dengan Kiai Faizi, Direktur Madaris 3 Annuqayah, yang kebetulan sedang online. Tak lupa saya mencoba teknologi webcam dan berbincang dengan suara. Saat chat via webcam sambil berbicara dengan Kiai Faizi, Kiai Masyhudah, salah seorang guru senior yang hadir dan cukup aktif bertanya, iseng minta kiriman rokok Surya 12. Di kamera Kiai Faizi memperlihatkan sebungkus Surya 12 yang dijanjikan untuk Kiai Masyhudah.
Setelah presentasi secukupnya, guru-guru diberi kesempatan untuk praktik. Kebetulan di Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah ada dua unit komputer yang sudah terjaring internet menggunakan fasilitas WiFi Annuqayah. Untuk praktik, guru-guru juga menggunakan laptop. Jadi, ada 3 komputer yang digunakan untuk praktik. Saat praktik, beberapa guru mencoba membuat akun email dan saling berkirim surat. Ada juga yang mencoba browsing ke situs Pemkab Sumenep dan mencoba menuliskan saran perihal pendidikan di Sumenep.
Meski semua guru belum sempat mencoba praktik, kegiatan belajar internet bareng ini diakhiri sekitar 12.30 WIB. Yang jelas, dengan modal pengetahuan sekadarnya ini, diharapkan nanti guru-guru Madaris 3 Annuqayah sudah tak terlalu bingung untuk mencoba berselancar di internet menggunakan komputer di kantor-kantor unit pendidikan di Sabajarin yang sudah terjaring dengan WiFi Annuqayah. Karena tidak semua guru bisa hadir di acara kemarin, kemungkinan pelatihan serupa akan diselenggarakan kembali. Selain itu, rencananya di lain waktu saya akan menyelenggarakan pelatihan internet yang lebih spesifik, seperti tentang blogging, dan sebagainya.
Minggu, 08 Maret 2009
Mendampingi Guru Belajar Internet
Label: Daily Life, School Corner
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Kalo ngajari internetan lagi, tolong beliau2 di ajari buka dan berkomentar di partelon....:P
juga ngajari cranya ngoment di apokpak.blogspot.com
Nyoonah pangesto sanaosah ta' pate paham
Posting Komentar