Berhentilah berpikir sejenak. Jangan terus-terusan berpikir. Kau perlu memilah terlebih dahulu, mana gagasan yang layak untuk dikembangkan, dan mana gagasan yang perlu dikarantina dan dijinakkan terlebih dahulu. Kau sudah tahu, sejak dahulu kala, banyak orang yang gentar dengan gagasan. Kau ingat Sokrates? Dia dihukum mati karena gagasannya konon dianggap meracuni para pemuda Athena. Konon, ada juga orang yang bunuh diri karena terlalu serius menanggapi gagasan tertentu.
Berhentilah berpikir sejenak. Jangan terus berpikir. Gagasan subversifmu disimpan saja terlebih dahulu. Tak ada gunanya mengembangkan gagasan subversifmu menjadi penggalan kisah, surat, pesan pendek, atau bahkan mungkin catatan harian. Kau tahu, gagasan subversifmu itu bisa membunuhmu, atau membunuh kebahagiaan dan masa depan orang lain. Gagasan picik telah terlalu lama menguasai dirimu. Aku tahu siasatmu. Jangan kira kau bisa meredakan semuanya dengan gagasan kerdilmu. Jangan kira dengan begitu kau bisa sok jadi pahlawan!
Jangan kau kira gagasan subversif itu selalu bisa melahirkan transformasi atau bahkan revolusi. Kau tahu, gagasan subversifmu itu sama sekali tak transformatif atau revolusioner. Gagasan subversifmu itu tak hanya akan membuatmu jalan di tempat. Gagasan subversifmu akan mengurung dirimu dalam lingkaran yang sempurna—kau tak akan bisa ke mana-mana.
Kemarilah. Tatap mataku. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya kau inginkan? Sudah, diam saja, jangan lagi berpikir seperti itu! Jangan hiraukan gagasan subversifmu. Jangan kau beri nafas pikiran setanmu. Tetaplah menjadi matahari!
Kamis, 06 Maret 2008
Gagasan Subversif
Label: Diary
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar