Selasa, 07 Mei 2013

Bincang Profesi untuk Mendorong Refleksi


Sependek pengamatan saya, di lingkungan sekolah secara umum guru-guru cukup jarang berbincang hal-hal yang berkaitan dengan profesi mereka secara intens. Lebih jauh lagi, tidak banyak upaya yang dilakukan sekolah untuk mendorong guru-guru merefleksikan kegiatan yang terkait profesi mereka sehari-hari.

Kegiatan rapat di sekolah lebih banyak mengangkat masalah teknis. Dalam pengalaman saya, rasanya agak sulit membawa perbincangan rapat yang memang cukup formal ke tema-tema reflektif. Maka gagasan tentang “professional talk” atau “bincang profesi” bagi saya menjadi menarik untuk dicoba dilakukan di sekolah.

Saya belajar tentang professional talk atau bincang profesi ini pada hari Sabtu (4/5) kemarin dalam sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Surabaya. Bertempat di Pecel Bu Kus di Jalan Barata Jaya 17, Surabaya, acara ini menghadirkan dua nara sumber: Itje Chodidjah (seorang praktisi pendidikan dari Jakarta) dan Dhitta Puti Sarasvati (Direktur Riset dan Pengembangan Program IGI).

Bincang profesi pada dasarnya merupakan kegiatan yang sederhana. Ia berupa kegiatan berbincang-bincang secara ringan berkaitan dengan berbagai pernik dunia pendidikan atau secara lebih khusus lagi kegiatan pengajaran di kelas. Bincang profesi ini mengasumsikan bahwa guru punya banyak pengalaman sehari-hari yang menarik yang bisa dibagi dan direfleksikan bersama.

Hal sederhana yang dibicarakan bisa saja akan membutuhkan waktu yang cukup panjang jika terus digali dan dikembangkan dengan baik. Pada pertemuan Sabtu kemarin, dua nara sumber mencoba mengemukakan topik sederhana untuk dibincangkan oleh para guru yang hadir. Ada yang berupa foto salah satu pajangan di kelas yang diamati dan kemudian dikomentari. Diskusi pun berkembang ke beberapa hal penting dalam pembelajaran.

Bincang profesi bisa juga berangkat dari masalah-masalah yang muncul di sekolah. Pada Sabtu kemarin, para peserta misalnya diminta untuk berdiskusi soal bullying di sekolah yang terjadi di antara sesama guru, yang menurut survei IGI merupakan salah satu masalah yang jamak terjadi di sekolah-sekolah.

Memang tak harus ada jalan keluar yang disepakati atas permasalahan yang dibicarakan. Akan tetapi, dengan berbagi dan berefleksi, paling tidak para guru memiliki persediaan rujukan dan wawasan yang semakin kaya dalam menjalani kegiatan kependidikan mereka sehari-hari. Ini juga adalah cara untuk mendorong guru-guru agar terus belajar melalui pengalaman-pengalaman sederhana di sekolah.

Selain rapat, tampaknya bincang profesi ini perlu diberi ruang tersendiri secara khusus di sekolah. Tujuannya juga agar sekolah bisa menjadi sebuah lingkungan yang reflektif, sehingga berbagai kegiatan yang kependidikan yang ada tetap terjaga untuk terus ditemalikan dengan diri guru masing-masing dan lingkungan atau masyarakat.

0 komentar: