Kamis, 01 Maret 2012

Listrik Padam 130 Kali Setahun

Iklan PLN di Harian Kompas, 12 Januari 2011, halaman 2.

Pada hari Kamis, 23 Februari 2012, saya mengirimkan tulisan untuk rubrik “Redaksi Yth” Harian Kompas. Isinya tentang hasil pengamatan saya selama setahun mencatat listrik padam di Guluk-Guluk, Sumenep. Tulisan saya itu berjudul “Listrik Padam 130 Kali Setahun”.

Tulisan saya itu kemudian dimuat hari ini, tepat sepekan setelah dikirimkan. Ironisnya, pada hari tulisan saya tentang listrik padam itu dimuat, PLN melakukan pemadaman di wilayah Guluk-Guluk, Sumenep, setelah lewat tengah hari. Saat itu, listrik padam sekitar 90 menit. Sekitar 30 menit setelah menyala, listrik sempat padam kembali beberapa detik.

“Apakah petugas PLN Guluk-Guluk, Sumenep, sudah membaca Kompas hari ini?” tanya saya. Salah seorang rekan saya menjawab, “Itu respons PLN terhadap tulisan, biar hitungannya tambah banyak.”

Tidak, saya pikir PLN memang belum membaca Kompas hari ini.



Berikut ini tulisan yang saya kirimkan ke Kompas dalam versi awal. Setelah dimuat, Kompas menyunting dan meringkas tulisan saya tersebut, sebagaimana dapat dibaca dalam kliping Kompas cetak yang juga saya sertakan di sini.

"Pada tanggal 12 Januari 2011, di Harian Kompas saya mendapatkan iklan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memuat data listrik padam di tahun 2010. Di situ di antaranya tercantum bahwa untuk Pamekasan, di tahun 2010 listrik padam 25 kali.

Saya tidak tahu pasti yang dimaksud “Pamekasan” apakah merujuk pada kota atau kabupaten. Saya juga bertanya-tanya, apakah wilayah Pulau Madura yang lain, seperti Sumenep, tempat saya tinggal, juga sama.

Pertanyaan ini muncul karena di lingkungan rumah tinggal saya, yakni Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, listrik padam sangat sering terjadi, meski beberapa tahun yang lalu sudah sempat ada lembaga masyarakat yang mengadvokasi masalah listrik padam ini.

Sejak melihat iklan itu, saya lalu tertarik untuk mencatat listrik padam di lingkungan rumah tinggal saya. Akhirnya, dalam waktu setahun, yakni mulai 12 Januari 2011 hingga 12 Januari 2012, saya mencatat listrik padam di Guluk-Guluk, Sumenep, terjadi sebanyak 130 kali (teknisnya, setiap listrik padam, saya menuliskannya di akun twitter saya). Listrik padam yang saya catat adalah pemadaman dari PLN, baik itu berlangsung beberapa detik, atau beberapa jam. Jumlah 130 kali ini saya pikir adalah jumlah minimal, karena sangat mungkin ada kejadian listrik padam yang tak tercatat, baik karena saya sedang bepergian ke luar desa, atau hal lainnya.

Saya mencatat listrik padam di wilayah saya sebagai bagian dari partisipasi untuk mengontrol pelayanan publik di wilayah saya. Selama ini, jika warga telat membayar listrik, langsung kena sanksi. Sedangkan pemadaman dari PLN yang seringnya tanpa pemberitahuan ini saya pikir telah banyak memakan korban barang-barang elektronik warga yang usianya dipotong karena terlalu sering mengalami kejutan.

Saya pikir menarik jika warga melakukan upaya kontrol seperti ini. Bahkan jika mungkin dengan catatan yang lebih terperinci, misalnya mencatat hingga durasinya. Meski mungkin terkesan sederhana, tapi paling tidak dengan cara ini saya berharap PLN mau lebih serius melanjutkan tugasnya untuk memberikan layanan yang baik kepada warga."


Tulisan terkait:
>> Jam Bumi dan Keadilan Energi.

2 komentar:

  1. Saya pernah mendapat curhat dari K. Fikri, bahwa soal padam kita sudah ketahui bersama. Ada satu hal yang kadang kita lupa, yakni voltage. Dulu, saya masih ingat saat itu sekitar tahun 2001-an, saya baru bisa menyalakan komputer secara normal tanpa jeglak-jeglek setelah pukul 21.30. Sebelum itu tidak bisa karena voltage/voltase berada di bawah 200.

    Belakangan, setelah adanya penambahan travo di gardu dekat rumah, saya masih sempat mengalami masalah pada modem. Waktu itu saya pakai modem ADSL dan lampu powernya selalu berwarna merah. Lampu menjadi hijau (normal) setelah arus yang modem harus lewat stavolt lebih dulu. Wah, kacau.

    Jadi, bukan saja soal padam atau tidak sebetulnya, harga yang kita bayar untuk tagihan rekening setiap bulan masih belum termasuk harga voltage yang tidak seperti dijanjikan, yaitu 220 volt.

    BalasHapus
  2. PLN Area Madura menanggapi surat pembaca saya ini, dimuat di Kompas 16 Maret lalu. Menurut mereka, listrik padam di Guluk-Guluk bukan 130 kali, tapi 58 kali.
    Itu artinya mereka mengganggap data saya tidak valid. Oke, tunggu PLN, saya akan posting tanggal-tanggal pemadaman yang jumlahnya 130 kali itu.
    Tunggu juga, tahun depan data saya akan lebih lengkap: saya juga akan sajikan berapa menit listrik padam selama 2012.
    @Faizi: terima kasih atas masukannya. Ini melengkapi PR yang harus dibenahi PLN.

    BalasHapus

Thanks for your visit and your comment.