Penulis: Muhammad Isa Dawud
Penerbit: Pustaka Hidayah, Bandung
Cetakan: Pertama, Maret 1995
Tebal: 200 halaman
Bagi umat manusia, dunia jin masih merupakan dunia yang agak asing dikenal. Pemahaman manusia pun mengenai dunia jin juga masih bermacam-macam. Dan, tidak sedikit pemahaman beberapa orang yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada tentang dunia jin, walaupun sebenarnya jin diciptakan lebih awal dari manusia.
Di era yang serba rasional ini, mungkin ada beberapa orang yang sulit mempercayai bahwa ada orang yang dapat berwawancara dengan jin. Namun, terlepas dari hal tersebut, buku yang satu ini memang hadir ke hadapan pembacanya berdasarkan dialog penulis buku ini dengan jin. Muhammad Isa Dawud, penulis buku ini, adalah seorang wartawan profesional di Timur Tengah yang sekaligus juga seorang da’i yang menurut pengakuannya telah berwawancara dengan jin. Tidak seperti umumnya orang arab yang kelihatan lebih mengunggulkan rasio dalam melihat fenomena kehidupan alam gaib, penulis buku ini meyakini bahwa mengikatkan diri semata-mata pada kecenderungan akal adalah jalan yang menuju kesesatan, sebagaimana dikatakannya dalam mukaddimah buku ini.
Buku ini disusun berdasarkan hasil wawancaranya dengan seorang jin yang berasal dari Bombai India selama tiga bulan. Jin yang berusia 180 tahun tersebut, semula kafir dan kemudian dianugerahi Allah untuk memeluk agama Islam, dan selanjutnya memilih nama Mushthafa setelah ia masuk Islam. Hanya saja dalam buku ini tidak dijelaskan kepada pembaca cara pertemuannya dengan jin tersebut, karena itu merupakan salah satu perjanjiannya dengan jin yang diwawancarainya itu.
Mungkin ketika seseorang pertama kali melihat buku ini, dan sekedar hanya melihat cover-nya, ia akan berkomentar. “Ah, masa ada orang yang dapat berwawancara dengan jin. Itu mustahil. Buku ini pasti khayalan penulisnya belaka”. Tetapi, bila ia kemudian berusaha melihat dan mencermati buku ini dengan lebih teliti, mungkin ia akan menarik ucapannya itu. Sebab, dalam buku ini bila kita lihat banyak dipenuhi dengan catatan-catatan kaki. Dan, itulah kelebihan tersendiri dari buku ini yang patut dipertimbangkan. Setiap ada komentar dari jin muslim tersebut, selalu saja ada catatan kaki yang menjelaskan dan mendasarinya sehingga dapat menjadi dalil yang lebih kuat atas pernyataan jin muslim itu. Bisa kita lihat misalnya, beberapa jenis buku yang diambilnya dari penulis-penulis klasik atau modern yang sudah banyak dikenal di kalangan muslim. Misalnya saja seperti Ibn Hajar Al-‘Asqallani, Al-Bukhari, Ibn Katsir, Ibn Taimiyyah, Yusuf Al-Qardhawi, dan sebagainya.
Dari segi pembahasannya, buku ini menjelaskan sisi-sisi kehidupan jin dengan begitu lengkap. Mulai dari proses penciptaannya, bentuk dan sosoknya, jenis-jenisnya, tempat hidupnya, kemungkinan melihat jin, hingga pada masalah perlindungan diri dari gangguan jin yang jahat.
Bahasa yang digunakannya pun begitu menarik, sebab buku ini disusun dengan model wawancara langsung sehingga tidak cepat membosankan serta menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana.
Kelebihan lainnya dari buku ini adalah bahwa dalam pembahasannya Muhammad Isa tidak saja menyajikan permasalahan-permasalahan klasik tentang dunia jin tersebut. Tidak luput pula dari pembahasannya masalah-masalah kontemporer yang memang menarik untuk dikaji. Kita ambil contoh saja tentang segitiga Bermuda. Seperti kita ketahui, segitiga Bermuda, yang sering disebut juga dengan segitiga imajinatif, terletak di kawasan Samudera Atlantik. Melihat pada kejadian-kejadian yang terjadi di kawasan ini, segitiga Bermuda dinilai oleh para pengamat sebagai sebuah kawasan misterius. Di kawasan ini telah hilang puluhan pesawat dan kapal laut tanpa diketahui rimbanya sepanjang beberapa tahun. Dalam salah satu wawancaranya dengan jin muslim itu, dapat disimpulkan bahwa Muhammad Isa sepertinya mau mengungkapkan bahwa di segitiga Bermuda itulah, terletak markas besar iblis. Selanjutnya, Muhammad Isa kemudian menghubungkan fakta-fakta empiris tersebut dengan salah satu ayat al-Qur’an dalam Surat al-Rahman.
Masalah lain misalnya tentang David Copperfield, seorang pesulap ulung dari Amerika. Setelah hal tersebut ditanyakan Muhammad Isa kepada jin muslim sahabatnya itu, diketahui bahwa David ternyata memiliki kontrak dengan iblis.
Dengan membaca dan memahami buku ini dengan sempurna, pembaca akan dapat memiliki wawasan dan pandangan yang cukup jelas tentang dunia jin yang sebenarnya. Persepsi-persepsi yang keliru dapat diluruskan dengan benar dan sesuai dengan beberapa dalil yang cukup kuat.
Melihat kepada beberapa kelebihan buku ini sebagaimana disebutkan di atas, tak heran bila buku ini cukup laris di pasaran. Di awal tahun 1996 ini saja, buku ini sudah tujuh kali naik cetak.
Tetapi, suatu hal yang perlu disadari, bahwa masih banyak rahasia-rahasia lain tentang dunia jin tersebut yang masih belum terungkap dengan jelas. Buku ini hanyalah sebagian kecil dari usaha untuk penyingkapan rahasia dunia jin yang banyak diwarnai dengan persepsi-persepsi yang sama sekali tidak berdasar, yang patut untuk dihargai.
Wallahu a’lam bi al-shawab.
Naskah ini selesai ditulis pada 20 Maret 1996 dan dimuat di Jurnal Pentas, Jurnal Keilmuan Siswa Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep edisi ketiga bulan Mei 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for your visit and your comment.